Ust. Muhammad Barli Al-Muflih: 2017

Seminar Memahami Kebutuhan Emosional Anak

Desember 24, 2017
By Muhammad Barli Al-Muflih
0 Comments

TK ABC Pre School - Manajemen Karakter Islami

Emosi yang cerdas sangat kita perlukan dalam kehidupan kita sehari-hari terlebih kita sebagai orang tua yang terus memberikan pengaruh dan kesan yang baik kepada anak-kita dalam keadaan emosi yang stabil. Selain itu kecerdasan emosional diperlukan untuk semua orang agar mereka bisa rukun, saling bisa memahami satu sama lain, dan memaafkan. Kecerdasan emosional perlu kita tingkatkan karena sangat berpengaruh dalam performa dan kecakapan emosi kita dalam bekerja, dan juga kemampuan diri kita dalam menghadapi suatu masalah.

Terkait bagaimana memahami kebutuhan emosional bagi buah hati dan generasi kita. Ibu Muslimah Hanif, S.Psi, M.Psi, Psikolog dalam kunjungannya di TK ABC Pre School (Alif Building Character) menyampaikan bahwa ada tiga kebutuhan emosional anak yang perlu kita ketahui:

1. Kebutuhan rasa aman yakni diawali dengan rasa aman terhadap gangguan yang bersifat fisik, dari gangguan binatang, gangguan manusia lain, gangguan penyakit, gangguan cuaca yang tidak sesuai, yang semuanya berasal dari luar tubuhnya, hingga gangguan yang berasal dari dalam dirinya sendiri berupa rasa takut, rasa kuatir, cemas, malu, dan lain-lain.

2. Kebutuhan akan pengakuan yaitu diterima dan dicintai sehingga dalam hal ini penting bagi orang tua untuk terus membangun komunikasi yag positif dengan anak. Maka dari itu ada beberapa hal yang perlu dihindari oleh Ayah Bunda antara lain: Membandingkan anak dengan saudara atau orang lain, mengkritik dan mencari kesalahan serta melakukan kekerasan pada anak. Kita senantiasa dan berusaha menyayangi anak namun jangan jadikan dia anak kesayangan.

3. Kebutuhan untuk mengontrol/mandiri. Kemandirian adalah sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan perbuatan yang cenderung individual (mandiri), tanpa bantuan dan pertolongan dari orang lain. Maka dari itu anak-anak harus didorong agar mau melakukan sendiri kegiatan sehari-hari yang ia jalani. Selain itu anak diberi kesempatan sesekali mengambil keputusan sendiri misalnya untuk bermain sendiri tanpa ditemani dan biarkan anak mengerjakan segala sesuatu sendiri walaupun sering membuat kesalahan.

Semoga kita semua mampu dan dimampukan Allah SWT dalam mengelola emosi anak-anak kita. Tentunya dengan terus memperhatikan kestabilan emosi kita sebagai orang tua yang harus tetap terjaga. Bersahabatlah dengan derita dan berdamailah dengan masa lalu. Setiap kita memiliki masalah, tapi jika kita memiliki emosional yang baik dan stabil. insyaAllah segala masalah menjadi lebih enteng dan mudah untuk kita selesaikan. Biidznillah

SalamBeruntung !

Motivasi

Pelatihan Pendidikan Karakter

Desember 14, 2017
By Muhammad Barli Al-Muflih
0 Comments

Pelatihan Karakter-IHF

Siapa pun mengetahui dengan sangat gamblang bahwa masalah karakter di Zaman Now ini sungguh menjadi perhatian yang cukup besar bagi kita selaku pendidik apakah orang tua maupun guru, betul ya begitu?. Wajar saja kita selaku pendidik menjadi sangat risau, khawatir dan takut melihat anak-anak didik kita pada saat sekarang ini begitu menyimpang dari nilai-nilai kebaikan yang sudah disyariatkan oleh agama maupun apa yang digariskan oleh adat istiadat kita berupa nilai-nilai moral dan sosial yang kita yakini keberadaannya.

Maka tidak heran saat ini pemerintah menggalakkan pendidikan karakter untuk masyarakatnya salah satunya dengan menghadirkan kurikulum 2013 yang berpusat pada anak dan penilaian sikap dalam rangka menumbuhkan karakter seluruh peserta didik di sekolah. Selain itu beberapa lembaga independen pun turut mengambil andil dalam pembentukan karakter peserta didik dalam rangka kemajuan bangsa ini. Senin s/d rabu tanggal 11-13 Desember 2017 saya berkesempatan mengikuti Pelatihan Holistik Berbasis Karakter-PHBK yang dilaksanakan oleh IHF (Indonesia Heritage Foundation) di Gedung Aula STIKES Fort De Kock Bukit Tinggi. Ini menentukan bahwa pendidikan karakter pada masa-masa ini sangat perlu dikembangkan dan diterapkan.

Saya sangat menghargai wujud kepedulian pemerintah dalam melakukan perbaikan demi perbaikan pada dunia pendidikan seperti merubah kurikulum misalnya selama itu baik dan memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan bangsa. Begitu pun lembaga-lembaga independen lainnya yang turut serta dalam meningkatkan nilai-nilai karakter demi kemajuan bangsa yang merupakan pekerjaan kita bersama. Sehingga atas dasar itulah saya bersama tim mendirikan Lembaga Pengembangan Karakter Sumber Daya Insani (LPK.SDI) yang berfokus pada pengembangan karakter dengan model MKI-ManajemenKarakter Islami.

Sejujurnya saya sangat menyadari bahwa masalah karakter bangsa bukan hanya tugas pemerintah tapi merupakan tugas kita bersama. Tugas saya, Anda dan kita semuanya terutama sebagai pendidik. Mari sama-sama kita bersatu dan saling bekerjasama dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai karakter masyarakat indonesia dengan segala upaya baik pikiran dan perbuatan kita menuju indonesia yang berkarakter. Sehingga hal inilah yang membuat saya dan teman-teman lainnya memiliki cita-cita untuk Indonesia yang kami namakan dengan Indonesia Beruntung.

Semoga Allah selalu memberikan kekuatan untuk kita bersama dalam mengembangkan karakter generasi-generasi kita di masa yang akan datang. Kita menyadari tanpa bantuan-Nya kita tidak akan sampai pada tujuan yang kita cita-citakan. La Haula wala Quwwata illa Billah.

SalamBeruntung !

MUHASABAH

Desember 08, 2017
By Muhammad Barli Al-Muflih
0 Comments

Motivasi

STUDI BANDING

November 27, 2017
By Muhammad Barli Al-Muflih
0 Comments

Rancaekek-Bandung

Sebuah kesempatan yang sangat baik, saya beserta teman-teman Guru dari utusan Pendidik PAUD Pemerintah Kota Padang Panjang yang dalam hal ini dikomandoi oleh Kabid PLS (Pendidikan Luar Sekolah) Kota Padang Panjang yakni Ibu Tismaria, MM mulai tanggal 20-24 November 2017 dapat berkunjung ke TK ALAM Pelopor Rancaekek di Kota Bandung. Studi Banding kali ini menjadi moment yang sangat indah, mengingat selain bertujuan untuk belajar dan menggali ilmu. Moment ini juga kami manfaatkan untuk bersilaturahmi antar pendidik karena sekitar 30-an lebih jumlah kami yang berangkat dalam rangka studi banding ini. Sayang jika tidak dimanfaatkan untuk kebaikan, betul kan ?. Kegiatan ini menjadi kebahagiaan tersendiri dan arti yang sangat bermakna antara kami teman-teman Guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di lingkungan Kota Padang Panjang karena jujur moment seperti ini jarang-jarang terjadi.

Studi banding merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan tujuan menambah wawasan dan pengetahuan yang akan diterapkan kedepannya untuk menjadi lebih baik. Kami menyadari kegiatan seperti ini tentunya sangat bagus bagi perkembangan suatu kebutuhan yang diharapkan sebagaimana mestinya. Banyak hal yang kami dapatkan dari kegiatan studi banding ini, misalnya dari segi kurikulum dimana sekolah alam memiliki kekhasannya tersendiri, konsep bangunan, proses pembelajaran dan penilaian maupun suasana yang sangat asri karena terletak jauh dari pusat perkotaan.

Beruntung dan bersyukur kami teman-teman Guru yang terpilih dalam rangka studi banding kali ini mendapatkan banyak manfaat dari kegiatan ini. Pak Dewamus (Dedi Wahyudi Mustofa) selaku Pendiri Sekolah Alam Pelopor Bandung mengatakan bahwa Studi Banding adalah pendekatan yang paling efektif dalam meningkatkan mutu dan kualitas guru pada sebuah lembaga sekolah. Selain itu kita mengetahui bersama bukan bahwa tujuan studi banding itu diantaranya adalah:

1. Menambah wawasan kita tentang tempat lain.

2. Menimba pengalaman baru di ditempat lain.

3. Membandingkan tempat kita dengan tempat lain.

4. Menambah cakrawala berfikir kita.

5. Meningkatkan kompentensi, mutu dan kualitas kita.

Berharap kegiatan ini memberi dampak yang besar bagi perkembangan dan kemajuan sekolah tempat kami berkarya. Hal yang terpenting dalam hal ini adalah menambah kemampuan kami sebagai pendidik dalam mengenali kebutuhan sekolah dan kebutuhan peserta didik sehingga selalu dapat memberikan kontribusi maupun perubahan dari waktu ke waktu. Amin !

Best Character Building

Oktober 27, 2017
By Muhammad Barli Al-Muflih
0 Comments

Pembinaan karakter merupakan perjalanan panjang dalam menghiasi perilaku seseorang agar menjadi pribadi yang lebih berakhlak baik di lingkungan rumah maupun sekitarnya dan juga perilaku dalam kemasyrakatannya. Hal ini menjadi sangat penting untuk kita sadari. Jika hubungannya dengan sesama sudah baik, maka mudah untuk mencapai tatanan kehidupan yang damai dan bahagia sebagaimana keadaan yang sama-sama kita kehendaki.

Karakter menjadi sorotan besar di era globalisasi saat ini. Bagaimana tidak, arus informasi yang begitu deras menjadi generasi saat ini dengan mudah terpengaruh oleh bisikan-bisikan informasi yang siap merubah tindak tanduk seseorang yang tidak memiliki konsep berpikir dan keyakinan yang baik. Seakan informasi itu bagaikan binatang buas yang siap menerkam mangsanya. Generasi yang tanpa filter, Jelas akan terjerumus kepada hal-hal yang tidak sesuai dengan keyakinan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Sebagai orang tua maupun pendidik harus melihat bahwa perkara karakter ini adalah masalah penting yang harus kita pecahkan bersama dan kita cari solusinya. Jika kita terlambat bertindak atasnya, tentu penyesalan akan terus menyertai kita.

Nilai-nilai karakter haruslah segera ditanam kepada anak sedini mungkin. Budi pekerti yang baik itu tidak dihasilkan dalam sekejap mata. Ia merupakan proses panjang dari sebuah pendidikan yang diformulasikan dengan baik, rapi dan benar. Jika peran pendidikan salah mengambil langkah, maka akan berakibat buruk bagi anak-anak didiknya. Meskipun begitu, pendidikan yang mengarahkan pada nilai-nilai karakter bukan hanya kewajiban lembaga pendidikan. Sungguh penanaman nilai-nilai karakter ini mestinya haruslah dibangun dari awal di lingkungan rumah. Dan sekali lagi, ini bukan pekerjaan satu pihak dalam sebuah lingkungan kehidupan. Tapi nilai-nilai karakter yang ingin kita bangun itu merupakan tugas semua pihak dalam lingkungan kemasyarakatan. Sehingga anak-anak kita dapat terpantau segala perilakunya baik perkataan dan perbuatannya demi tatanan kehidupan yang lebih terjaga. Pada pembahasan seterusnya. InsyaAllah, saya akan membahas mengenai nilai-nilai karakter (Best Character Value) begitupun metode dan strateginya yang patut kita tanam dan kita perjuangkan untuk generasi kita yang akan datang. Kita harus terus melangkah demi tercapainya sebuah kebaikan karena kebaikan membawa kita kepada kedamamaian dan kedamaian membawa kita kepada Syurga-Nya. InsyaAllah Amin.

Mengenal Karakter Genetik

Oktober 27, 2017
By Muhammad Barli Al-Muflih
0 Comments

Assalamualaikum Dear Writers. Semoga sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Hari ini saya mau berbagi nih mengenai buku terakhir yang saya baca yaitu berisikan pemetaan kepribadian dengan berbagai kecenderungan yang dimiliki setiap masing-masing pribadi sesuai potensi genetiknya, saya sering menyebutnya karakter genetik karena memang setiap kepribadian menggambarkan karakter-karakter yang sudah menjadi sifat dasar ataupun kecenderungan di dalam setiap kepribadian masing-msing. Dalam pembahasan selanjutnya, saya akan menyebutnya (Baca: Karakter Genetik). Buku ini berjudulkan “INI GUE BANGET” yang dituliskan oleh teman saya Mas Brili Agung dan temannya Mas Dodi Rustandi. Perkenalan saya dengan Mas Birli tergolong masih baru yaitu tepatnya pada bulan April 2017 ketika beliau mengisi training “The Art of Public Speaking” di Padang Panjang, kebetulan saya sebagai fasilitatornya bersama teman-teman yan lain.

Berbicara mengenai buku “Ini Gue Banget”, Sebagai Analis Karakter tentu buku ini sangat menarik bagi saya, mungkin juga bagi teman-teman yang sudah membacanya ataupun buku lain seperti 9 Personaliti Genetik yang merupakan buku panduan STIFIn terkhusus bagi teman-teman yang sudah mengikuti tes. Penasaran pingin tahu apa saja keperibadian yang teridentifikasi dari mesin STIFIn tersebut. Sebelum saya menjelaskannya, saya sedikit ingin share pengalaman. Boleh atau boleh?... boleh ya?.... Jauh hari semenjak saya kuliah, saya senang dengan dunia motivasi dan forum inspirasi. Dari sinilah saya terus berusaha untuk terus belajar meningkatkan kualitas dan kompetensi diri untuk lebih maju dan berkembang.

Berbagai pekerjaan pernah saya lakoni untuk mengembangkan dan melatih skill ataupun kemampuan diri . Mulai dari jual baju, jual pulsa, jual keripik....ha....ini favorit saya banget. Jual apa lagi ya, oiya jual madu, membuka usaha travel, training motivasi, MLM apa lagi, gak usah ditanya..... menjadi salah satu asatidz di salah satu pondok pesantren dan berbagai kegiatan organisasi lainnya. Capek sih... tapi ya begitu saya terus mencari profesi yang paling cocok bagi saya, mungkin sudah ketemu tapi saya belum mantap. Kebuntuan pun terus terjadi di dalam saya menjalankan segala aktivitas sehari-hari, kebayangkan gimana rasanya sudah memulai sesuatu kemudian kembali sebelum mendapatkan hasil yang bisa dibilang. Ya...kembali modal pun tidak. Hehehe....owalah jadi cerita pengalaman Pribadi. Oke, kembali ke laptop. Hingga akhirnya saya mengikuti tes STIFIn pada 3 September 2015.

Jujur awalnya saya memang sengaja mencari informasi tentang STIFIn ini. Sampai saya bulat menjadi Promotor STIFIn tepat setelah saya mengetahui karakter genetik saya dengan dibantu seorang Trainer yang saat ini bisa dikatakan juga sebagai mentor saya. Setelah tes ternyata mesin STIFIn mengidentifikasi bahwa saya adalah sebagai pribadi “Feeling” disingkat dengan “F” dalam STIFIn yakni pribadi yang memiliki kecenderungan dalam berkomunikasi. Bahasa kita suka ngomong. Mentor saya bahkan mengatakan Pribadi Feeling mungkin memilki urat syaraf yang lebih tebal dibandingkan kepribadian lainnya sehingga cenderung suka berbicara. Hehehe....ada aja. Ya begitulah kira-kira...hingga akhirnya melalui jembatan STIFIn ini saya akhirnya mantap untuk memfokuskan diri saya pada setiap kegiatan yang memiliki aktivitas yang padat komunikasi. Pokoknya, apapunlah segala aktivitas yang di dalamnya sarat komunikasi itu cocok bagi orang Feeling. Seperti menjadi seorang guru, trainer, dai/muballigh, psikolog, analis karakter dan kepribadian serta terjun dalam organisasi yang membutuhkan banyak orang dan masih banyak lagi.

Lebih jelasnya dalam STIFIn setiap orang dapat digolongkan dengan 5 Kecerdasan yang dengan itu masing-masing memilki kecenderungan sesuai dengan dengan potensi karakter genetiknya. Sebenarnya STIFIn adalah akronim dari 5 kecerdasan tersebut yaitu Sensing, Thingking, Intuiting, Feeling dan Insting. Dengan mengetahui potensi tersebut sungguh sangat membantu kita dalam memahami cara belajar setiap masing-masing orang. Misalnya kecerdasan S (Sensing) bagus dalam menghafal, bekerja teratur. Kecerdasan T (Thinking) hebat dalam menghitung, bekerja mandiri. Kecerdasan I (intuiting) hebat dalam kreatifitas, bekerja variatif. Kecerdasan F (Feeling) bagus kalau belajar sambil berinteraksi, bekerja bersama. Dan kecerdasan In (Insting) adalah bekerja spontan dan pembelajar serba bisa, namun memerlukan ketenangan terutama untuk mengaktifkan otak tengahnya (naluri).

Belum lagi dear Writer jika kita melihat karakter-karaktek yang dibawa oleh masing-masing potensi. Buanyak yang bisa terkuak, hehehe......Well...kira-kira itu yang bisa saya share kepada teman-teman semua. Semoga kita semua dapat mengetahui karakter genetik kita dan terus meningkatkan kualitas dan kompetensi diri terlebih jika disesuaikan dengan potensi kita masing-masing. Pasti jauh lebih baik. Alhamdulillah bini’matillah. Semoga hari kita lebih baik hari ini. InsyaAllah amiiin.

#SalamBeruntung untuk teman-teman semua !