Mengenal Karakter Genetik

  • Oktober 27, 2017
  • By Muhammad Barli Al-Muflih
  • 0 Comments

Assalamualaikum Dear Writers. Semoga sehat walafiat dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Hari ini saya mau berbagi nih mengenai buku terakhir yang saya baca yaitu berisikan pemetaan kepribadian dengan berbagai kecenderungan yang dimiliki setiap masing-masing pribadi sesuai potensi genetiknya, saya sering menyebutnya karakter genetik karena memang setiap kepribadian menggambarkan karakter-karakter yang sudah menjadi sifat dasar ataupun kecenderungan di dalam setiap kepribadian masing-msing. Dalam pembahasan selanjutnya, saya akan menyebutnya (Baca: Karakter Genetik). Buku ini berjudulkan “INI GUE BANGET” yang dituliskan oleh teman saya Mas Brili Agung dan temannya Mas Dodi Rustandi. Perkenalan saya dengan Mas Birli tergolong masih baru yaitu tepatnya pada bulan April 2017 ketika beliau mengisi training “The Art of Public Speaking” di Padang Panjang, kebetulan saya sebagai fasilitatornya bersama teman-teman yan lain.

Berbicara mengenai buku “Ini Gue Banget”, Sebagai Analis Karakter tentu buku ini sangat menarik bagi saya, mungkin juga bagi teman-teman yang sudah membacanya ataupun buku lain seperti 9 Personaliti Genetik yang merupakan buku panduan STIFIn terkhusus bagi teman-teman yang sudah mengikuti tes. Penasaran pingin tahu apa saja keperibadian yang teridentifikasi dari mesin STIFIn tersebut. Sebelum saya menjelaskannya, saya sedikit ingin share pengalaman. Boleh atau boleh?... boleh ya?.... Jauh hari semenjak saya kuliah, saya senang dengan dunia motivasi dan forum inspirasi. Dari sinilah saya terus berusaha untuk terus belajar meningkatkan kualitas dan kompetensi diri untuk lebih maju dan berkembang. 

Berbagai pekerjaan pernah saya lakoni untuk mengembangkan dan melatih skill ataupun kemampuan diri . Mulai dari jual baju, jual pulsa, jual keripik....ha....ini favorit saya banget. Jual apa lagi ya, oiya jual madu, membuka usaha travel, training motivasi, MLM apa lagi, gak usah ditanya..... menjadi salah satu asatidz di salah satu pondok pesantren dan berbagai kegiatan organisasi lainnya. Capek sih... tapi ya begitu saya terus mencari  profesi yang paling cocok bagi saya, mungkin sudah ketemu tapi saya belum mantap. Kebuntuan pun terus terjadi di dalam saya menjalankan segala aktivitas sehari-hari, kebayangkan gimana rasanya sudah memulai sesuatu kemudian kembali sebelum mendapatkan hasil yang bisa dibilang. Ya...kembali modal pun tidak. Hehehe....owalah jadi cerita pengalaman Pribadi. Oke, kembali ke laptop. Hingga akhirnya saya mengikuti tes STIFIn pada 3 September 2015.

Jujur awalnya saya memang sengaja mencari informasi tentang STIFIn ini. Sampai saya bulat menjadi Promotor STIFIn tepat setelah saya mengetahui karakter genetik saya dengan dibantu seorang Trainer yang saat ini bisa dikatakan juga sebagai mentor saya. Setelah tes ternyata mesin STIFIn mengidentifikasi bahwa saya adalah sebagai pribadi “Feeling” disingkat dengan “F” dalam STIFIn yakni pribadi yang memiliki kecenderungan dalam berkomunikasi. Bahasa kita suka ngomong. Mentor saya bahkan mengatakan Pribadi Feeling mungkin memilki urat syaraf yang lebih tebal dibandingkan kepribadian lainnya sehingga cenderung suka berbicara. Hehehe....ada aja. Ya begitulah kira-kira...hingga akhirnya melalui jembatan STIFIn ini saya akhirnya mantap untuk memfokuskan diri saya pada setiap kegiatan yang memiliki aktivitas yang padat komunikasi.  Pokoknya, apapunlah segala aktivitas yang di dalamnya sarat komunikasi itu cocok bagi orang Feeling. Seperti menjadi seorang guru, trainer, dai/muballigh, psikolog, analis karakter dan kepribadian serta terjun dalam organisasi yang membutuhkan banyak orang dan masih banyak lagi.

Lebih jelasnya dalam STIFIn setiap orang dapat digolongkan dengan 5 Kecerdasan yang dengan itu masing-masing memilki kecenderungan sesuai dengan dengan potensi karakter genetiknya. Sebenarnya STIFIn adalah akronim dari 5 kecerdasan tersebut yaitu Sensing, Thingking, Intuiting, Feeling dan Insting. Dengan mengetahui potensi tersebut sungguh sangat membantu kita dalam memahami cara belajar setiap masing-masing orang. Misalnya kecerdasan S (Sensing) bagus dalam menghafal, bekerja teratur. Kecerdasan T (Thinking) hebat dalam menghitung, bekerja mandiri. Kecerdasan I (intuiting) hebat dalam kreatifitas, bekerja variatif. Kecerdasan F (Feeling) bagus kalau belajar sambil berinteraksi, bekerja bersama. Dan kecerdasan In (Insting) adalah bekerja spontan dan pembelajar serba bisa, namun memerlukan ketenangan terutama untuk mengaktifkan otak tengahnya (naluri).

Belum lagi dear Writer jika kita melihat karakter-karaktek yang dibawa oleh masing-masing potensi. Buanyak yang bisa terkuak, hehehe......Well...kira-kira itu yang bisa saya share kepada teman-teman semua. Semoga kita semua dapat mengetahui karakter genetik kita dan terus meningkatkan kualitas dan kompetensi diri terlebih jika disesuaikan dengan potensi kita masing-masing. Pasti jauh lebih baik. Alhamdulillah bini’matillah. Semoga hari kita lebih baik hari ini. InsyaAllah amiiin.

#SalamBeruntung untuk teman-teman semua !

You Might Also Like

0 komentar